Berfokus pada hal nyata kepada setiap anak sanggup menghasilkan orang remaja yang sehat dan kuat. |
Disiplin nyata intinya ialah berfokus pada perilaku. Tentang bagaimana anak menghargai sikap yang baik. Tapi tetap saja, ada penentang, terutama orangtua dari generasi terdahulu yang menyampaikan bahwa mungkin kita semua "terlalu lembut" pada anak-anak. Generasi yang lebih tua, menganggap orangtua zaman kini terlalu "lembek" dalam mendisiplinkan anak.
Orangtua yang mendisiplinkan dengan strategi menakut-nakuti atau mengancam harus membuka pikiran mereka terhadap gagasan bahwa mungkin bawah umur sanggup berguru berperilaku baik tanpa harus merasa takut. Berfokus pada hal nyata kepada setiap anak sanggup menghasilkan orang remaja yang sehat dan kuat. Inilah dua kiat mendisiplinkan anak dengan pendekatan nyata yang lansir dari Okezone.
Berfokus pada kebaikan
Jika Anda berfokus pada semua hal jelek yang dilakukan anak, dijamin anak akan melaksanakan lebih banyak hal buruk. Mereka akan tumbuh dengan perkiraan bahwa beliau hanya bisa melaksanakan hal jelek dan bukanlah orang yang layak.
Disiplin positif bekerja alasannya ialah mengajarkan seorang anak bahwa beliau mempunyai begitu banyak nilai dan bisa melaksanakan hal-hal hebat. Seorang anak yang mempunyai harga diri ialah anak yang senang akan berperilaku baik hampir sepanjang waktu.
Membangun harga diri
Jika Anda berteriak pada seseorang, apa yang terjadi? Orang itu biasanya berteriak, lari, atau mungkin memukul. Kemarahan hanya menjadikan kemarahan lagi. Atau lebih jelek lagi, mundur. Anak Anda niscaya akan takut kepada Anda.
Ada perbedaan antara rasa takut dan rasa hormat. Rasa takut bisa bermetamorfosis satu dari dua hal penghindaran total atau pemberontakan tuntas. Anak akan berhenti berjuang melaksanakan beberapa hal dan memperbaiki dirinya.
Untuk itu hormatilah harga diri anak. Dengan tidak merendahkan martabat mereka dengan berteriak atau marah, apalagi memukul. Motivasi anak untuk melaksanakan hal baik dalam menjalankan disiplin.
Advertisement