Ada yang menganggap mengangkat tangan ketika berdoa dan juga mengusap wajah setelah tamat yaitu perbuatan yang tidak berdasar tuntunan. Padahal bersama-sama mengangkat tangan ketika berdo’a dan dan mengusap wajah sesudahnya bukanlah sekedar tradisi yang tanpa dasar. Keduanya merupakan sunnah Rasulullah saw. sebagaimana termaktub dalam salah satu haditsnya yang diceritakan oleh Ibn Abbas:
إذا دعوت الله فادع بباطن كفيك ولا تدع بظهورهما فاذا فرغت فامسح بهما وجهك (رواه ابن ماجه(
Apabila engkau memohon kepada Allah, maka bermohonlah dengan bab dalam kedua telapak tanganmu, dan jangan dengan bab luarnya. Dan ketika kau telah usai, maka usaplah mukamu dengan keduanya.
Demikian pula keterangan para ulama dari beberapa kitab. Bahkan mereka menganjurkan ketika semakin penting seruan biar semakin tinggi pula mengangkat tangan. Adapun ukuran mengangkat tangan yaitu setinggi kedua belah bahu. Dalam I’anatut Thaibin Juz Dua diterangkan:
ورفع يديه الطاهرتين حذو منكبيه ومسح الوجه بهما بعده
Dan diwaktu berdoa disunnahkan mengangkat kedua tangannya yang suci setinggi kedua bahu, dan disunnahkan pula menyapu muka dengan keduanya setelah berdo’a.
Keterangan ini ditambahi oleh keterangan Syaikh Muhammad bin Sulaiman al-Kurdy dalam Al-Hawasyil Madaniyyah dengan sangat singkat.
وغاية الرفع خذو المنكبين الا اذا شتد الأمر
Batas maksimal mengangkat tangan yaitu setinggi kedua bahu, kecuali apabila keadaan sudah amat kritis, maka ketika itu bolehlah melewati tinggi kedua bahu.
Akan tetapi, di masa kini ini banyak kelompok yang mencurigai dan menyangsikan sunnah Rasulullah saw ini. mereka meanyakan kembali wacana keabsahannya. Sungguh hal ini bukanlah sesuatu yang gres alasannya dulu telah disinggung oleh pengarang kitab al-Futuhatur rabbaniyyah:
قال المصنف وردت الاحاديث الكثيرة برفع اليد الى السماء فى كل دعاء من غير حصر ومن ادعى حصرها فقد غلط غلطا فاحشا
Sang pengarang telah berkata bahwa “telah ada hadits-hadits yang tak terbatas banyaknya mengenai mengangkat tangan ke langit ketika berdo’a, barang siapa menganggap itu tidak ada, maka beliau telah keliru
Advertisement